Kamis, 12 Juni 2014

CARA MEMBUAT ES MELMUN

CARA MEMBUAT ES MELMUN
ES MELON MENTIMUN


BAHAN:

Ø  2 Sdt selasih, direndam dan tiriskan
Ø  4 Buah mentimun diserut
Ø  300 gr Melon dikeruk panjang
Ø  850 ml air
Ø  500 gr es batu
Ø  1 sdm air jeruk nipis

BAHAN SIRUP:

Ø  250 gr gula pasir
Ø  500 ml air

CARA MEMBUAT:


  1. Sirup, campur gula pasir dan air masak tanpa diaduk dan dinginkan
  2. Campur ketimun, melon dan selasih tuang air
  3. Tambahkan sirup, air jeruk nipis dan es batu
  4. Es melmun siap disajikan.

CARA MEMBUAT BROWNIES SINGKONG PISANG

CARA MEMBUAT BROWNIES SINGKONG PISANG


BAHAN:

Ø  200 gr Margarin
Ø  175 gr Coklat masak pekat dipotong-potong
Ø  100 gr Singkong parut halus peras airnya
Ø  30 ml Susu cair
Ø  4 butir Telur
Ø  150 gr Gula Pasir
Ø  100 gr Tepung gaplek
Ø  25 gr Coklat bubuk
Ø  20 gr Susu Bubuk
Ø  1 buah Pisang potong kotak

BAHAN TABURAN:

Ø  50 gr Kacang tanah cincang kasar

CARA MEMBUAT:


  1. Panaskan margarin, masukkan potongan coklat aduk sampai larut. Biarkan dingin tambahkan singkong parut, aduk rata dan sisihkan
  2. Kocok telur dan gula pasir sampai kental
  3. Masukan campuran coklat, aduk rata
  4. Tambahkan tepung gaplek, coklat bubuk, susu bubuk sambil diayak dan diaduk rata
  5. Masukan potongan pisang
  6. Tuang adonan di loyang, taburi kacang tanah cincang
  7. Oven sampai matang
  8. Setelah dingin potong dan sajikan.

Jumat, 21 Februari 2014

PESTISIDA NABATI



PESTISIDA NABATI
 
 

Penggunaan pestisda kimia sangat tidak dianjurkan dalam budidaya sayuran di pekarangan rumah. Karena letak lahannya yang berada di sekitar rumah, dampak negatif dari pestisida kimia akan sangat terasa. Oleh karena itu, untuk pemanfaatan pekarangan pestisida yang direkomendasikan adalah pestisida organik atau pestisida nabati.

Pestisida nabati adalah suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan. Jenis pestisida ini termasuk dalam pestisida organik yang mudah terurai (biodegradable) di alam, sehingga tidak mencemarkan lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan ternak karena residunya akan terurai dan mudah hilang.

Pestisida nabati dapat membunuh atau mengganggu serangan hama dan penyakit melalui cara kerja yang unik, dapat melalui perpaduan berbagai cara atau secara tunggal. Cara kerja pestisida nabati sangat spesifik, yaitu :

·       merusak perkembangan telur, larva dan pupa.
·       menghambat pergantian kulit.
·       mengganggu komunikasi serangga.
·       menyebabkan serangga menolak makan.
·       menghambat reproduksi serangga betina.
·       mengurangi nafsu makan.
·       memblokir kemampuan makan serangga.
·       mengusir serangga.
·       Menghambat perkembangan patogen penyakit.


Pestisida nabati mempunyai beberapa keunggulan dan kelemahan. Keunggulan pestisida nabati adalah :
·       murah dan mudah dibuat sendiri oleh petani.
·       relatif aman terhadap lingkungan.
·       tidak menyebabkan keracunan pada tanaman.
·       sulit menimbulkan kekebalan terhadap hama.
·       kompatibel digabung dengan cara pengendalian yang lain.
·       menghasilkan produk pertanian yang sehat karena bebas residu pestisida kimia.

Sementara, kelemahannya adalah :
·       daya kerjanya relatif lambat.
·       tidak membunuh sasaran secara langsung.
·       tidak tahan terhadap sinar matahari.
·       kurang praktis.
·       tidak tahan disimpan.
·       kadang-kadang harus diaplikasikan / disemprotkan berulang-ulang.

Pestisida nabati dapat diaplikasikan dengan menggunakan alat semprot (sprayer) gendong seperti pestisida kimia pada umumnya. Namun, apabila tidak dijumpai alat semprot, aplikasi pestisida nabati dapat dilakukan dengan bantuan kuas penyapu (pengecat) dinding atau merang yang diikat. Caranya, alat tersebut dicelupkan ke dalam ember yang berisi larutan pestisida nabati, kemudian dikibas-kibaskan pada tanaman.

Supaya penyemprotan pestisida nabati memberikan hasil yang baik, butiran semprot harus diarahkan ke bagian tanaman dimana sasaran berada. Apabila sudah tersedia ambang kendali hama, penyemprotan pestisida nabati sebaiknya berdasarkan ambang kendali. Untuk menentukan ambang kendali, perlu dilakukan pengamatan hama seteliti mungkin. Pengamatan yang tidak teliti dapat mengakibatkan hama sudah terlanjur besar pada pengamatan berikutnya dan akhirnya sulit dilakukan pengendalian.

Contoh bahan di sekitar kita yang dapat digunakan sebagai pestisida nabati :

Tembakau (Nicotium tabacum)
Tembakau diambil batang atau daunnya untuk digunakan sebagai bahan pestisida alami.  Caranya rendam batang atau daun tembakau selama 3 - 4 hari, atau bisa juga dengan direbus selama 15 menit.  Kemudian biarkan dingin lalu saring.  Air hasil saringan ini bisa digunakan untuk mengusir berbagai jenis hama tanaman.

Tuba, Jenu (Derriseleptica)
Bahan yang digunakan bisa dari akar dan kulit kayu. Caranya dengan menumbuk bahan tersebut sampai betul-betul hancur. Kemudian campur dengan air untuk dibuat ekstrak.  Campur setiap 6 (enam) sendok makan ekstrak tersebut dengan 3 liter air.  Campuran ini bisa digunakan untuk mengendalikan berbagai jenis hama tanaman.

Temu-temuan (Temu Hitam, Kencur, Kunyit)
Bahan diambil dari rimpangnya, yang kemudian ditumbuk halus dengan dicampur urine (air kencing) sapi. Campuran ini diencerkan dengan air dengan perbandingan 1 : 2 - 6 liter.  Gunakan untuk mengendalikan berbagai jenis serangga penyerang tanaman.

Kucai (Allium schonaoresum)
Kalau menggunakan kucai, cara meramunya adalah dengan menyeduhnya, yang kemudian didinginkan. Kemudian saring. Air saringannya ini mampu untuk memberantas hama yang biasanya menyerang tanaman mentimun.

Bawang Putih (Allium sativum)
Bawang putih secara alami akan menolak banyak serangga. Tanamlah di sekitar pohon buah dan lahan sayuran untuk membantu mengurangi masalah-masalah serangga.
Bawang putih, begitu juga dengan bawang bombai dan cabai, digiling, tambahkan air sedikit, dan kemudian diamkan sekitar 1 jam. Lalu berikan 1 sendok makan deterjen, aduk sampai rata, dan kemudian ditutup.  Simpan di tempat yang dingin selama 7 - 10 hari.  Bila ingin menggunakannya, campur ekstrak tersebut dengan air.  Campuran ini berguna untuk membasmi berbagai hama tanaman, khususnya hortikultura.

Abu Kayu
Abu sisa bakaran kayu ditaburkan di sekeliling perakaran tanaman bawang bombay, kol atau lobak dengan tujuan untuk mengendalikan root maggot.  Abu kayu ini bisa juga untuk mengendalikan serangan siput dan ulat grayak.  Caranya, taburkan di sekeliling parit tanaman.

Kembang Kenikir (Tagetes spp)
Ambil daunnya 2 genggam, kemudian campur dengan 3 siung bawang putih, 2 cabai kecil dan 3 bawang bombay.  Dari ketiga bahan tersebut dimasak dengan air lalu didinginkan.  Kemudian tambahkan 4 - 5 bagian air, aduk kemudian saring.  Air saringan tersebut dapat digunakan untuk membasmi berbagai hama tanaman.

Cabai Merah (Capsium annum)
Cara pembuatannya dengan mengeringkan cabai yang basah dulu. Kemudian giling sampai menjadi tepung.  Tepung cabai tersebut kalau dicampur dengan air dapat digunakan untuk membasmi hama tanaman.

Kemangi (Ocimum sanetu)
Cara pembuatannya: kumpulkan daun kemangi segar, kemudian keringkan. Setelah kering, baru direbus sampai mendidih, lalu didinginkan dan disaring. Hasil saringan ini bisa digunakan sebagai pestisida alami.

Tembelekan (Lantara camara)
daun dan cabang tembelekan dikeringkan lalu dibakar. Abunya dicampur air dan dipercikkan ke tanaman yang terserang hama, baik yang berupa kumbang maupun pengerek daun.

Tomat (Lycopersicum eskulentum)
Daun tomat bagus sebagai insektisida dan fungisida alami. Dapat digunakan untuk membasmi kutu daun, ulat bulu, telur serangga, belalang, ngengat, lalat putih, jamur, dan bakteri pembusuk.
Rebus batang dan daun tomat dampai mendidih. Kemudian biarkan dingin lalu saring.  Air dari saringan ini bisa digunakan untuk mengendalikan berbagai hama tanaman.

Gamal (Gliricidia sepium)
Daun dan batang gamal ditumbuk, beri sedikit air lalu ambil ekstraknya. Ekstrak daun segar ini dan batang gamal ini dapat digunakan untuk mengendalikan berbagai jenis hama tanaman, khususnya jenis serangga.

Daun Pepaya (Carica papaya)
  • Ambil daun papaya sebanyak kurang lebih 1 (satu) kilogram, atau kira-kira sekitar 1 (satu) kantong plastik kresek besar. Lalu dilumatkan (bisa diblender) dan dicampurkan dalam 1 (satu) liter air, kemudian dibiarkan selama kurang lebih 1 (satu) jam. Langkah berikutnya disaring, lalu ke dalam cairan daun papaya hasil saringan ditambahkan lagi 4 (empat) liter air dan 1 (satu) sendok besar sabun.
  • Ampas lumatan daun papaya bisa dimasukkan ke dalam komposter untuk tambahan bahan kompos. Cairan air papaya dan sabun sudah dapat digunakan sebagai pestisida alami.
  • Semprotkan cairan ini pada hama-hama yang mengganggu tanaman kita. Semprotan pestisida air papaya dan sabun ini dapat membasmi aphid (kutu daun), rayap, hama-hama ukuran kecil lainnya, termasuk ulat bulu.

Daun Sirsak (Annona muricata L.)
Daun sirsak mengandung bahan aktif annonain dan resin yang efektif mengendalikan hama trips. Jika ditambah dengan daun tembakau akan efektif mengendalikan hama belalang dan ulat.  Cara pembuatan pestisida dari daun sirsak yaitu dengan menumbuk daun sirsak sebanyak 100 lembar hingga halus kemudian merendamnya dalam 5 liter air dan ditambahkan 15 gram detergen. Campuran tersebut kemudian direndam selama 1 malam. Hasil dari rendaman lalau disaring dengan kain halus. Untuk penggunaan, encerkan setiap 1 liter larutan dengan 10 liter air.

Demikian sedikit pembahasan tentang pestisida nabati. Semoga bisa membuka wawasan kita bersama tentang cara bertani yang lebih ramah lingkungan, terutama untuk pemanfaatan lahan pekarangan.

Disusun Oleh : Zuni Fitriyantini, S.TP.
Penyuluh pertanian di BP3K TERSONO KAB. BATANG
(Dari berbagai sumber)

Jumat, 17 Januari 2014

MOL, KOKI UNTUK TANAMAN



MOL, KOKI UNTUK TANAMAN
Revolusi hijau yang telah dilakukan manusia secara mendunia di bidang pertanian telah mampu meningkatkan produksi pangan hingga berkali – kali lipat dari sebelumnya. Lahan yang tadinya hanya bisa ditanami 1 – 2 x per tahun mampu dioptimalkan hingga bisa 3 atau bahkan 4 x panen dalam satu tahun. Hal tersebut telah menyihir mata dunia, seakan penggunaan pupuk, pestisida, dan herbisida kimia merupakan sebuah keniscayaan untuk produksi pangan yang melimpah.
Seiring dengan berjalannya waktu, penggunaan bahan kimia di bidang pertanian telah mulai menunjukkan dampak negatif bagi kehidupan manusia, terutama pada kesuburan tanah. Penggunaan pupuk kimia untuk lahan pertanian setiap tahunnya mengalami peningkatan secara signifikan, sedangkan hasil panen menunjukkan tren menurun. Ini menggelitik para ahli dibidang pertanian untuk menyelidiki apa yang terjadi.
Berbagai penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa lahan pertanian telah mengalami penurunan kesuburan. Tekstur tanah mengeras dan tidak bisa menahan air. Setelah diteliti dengan cermat, ternyata sifat fisik, kimia dan biologi tanah telah berubah drastis. Untuk memperbaikinya, mereka kembali menengok ke belakang sebelum revolusi hijau diluncurkan. Disanalah para ahli menemukan sosok penting dalam menjaga kesuburan tanah, yaitu mikro organisme yang ada di dalam tanah.
Pendalaman tentang mikro organisme tanah telah memunculkan teknologi pembuatan mikro organisme lokal yang sebenarnya dasar pengetahuannya telah ada sejak zaman dahulu kala. Istilah MOL masih asing bagi sebagian masyarakat. Mereka lebih mengenal pismol ataupun cimol. Hanya kalangan pecinta tanaman dan praktisi di bidang pertanian organik saja yang mengenalnya. Apakah Mol itu? Mengapa perlu untuk diketahui? Mari kita bahas bersama.
MOL adalah singkatan dari Mikro Organisme Lokal. Disebut sebagai Mikro Organisme Lokal karena memang apa yang berkembang di dalamnya merupakan mikroorganisme yang berada di sekitar, bukan impor dari daerah lain. MOL dikembangkan untuk keperluan pembuatan pupuk organik, baik padat maupun cair.
Pada dasarnya MOL digunakan untuk mempercepat proses pelapukan bahan organik yang terjadi di alam. Jadi, fungsi utama MOL adalah sebagai dekomposer. Namun, karena bahan yang didekomposisi oleh MOL mengandung zat atau unsur hara tertentu yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman maka MOL juga dapat berfungsi sebagai pupuk organik, zat perangsang tumbuh, aktivator, maupun inhibitor, tergantung bahan dasar pembuatannya. MOL mengolah bahan organik yang ada sehingga dapat dengan mudah dimanfaatkan oleh tanaman untuk pertumbuhan dan perkembanganya.
Secara garis besar bahan pembuat MOL terbagi menjadi tiga, yaitu :
  1. Karbohidrat.
Bahan ini dibutuhkan bakteri/mikroorganisme sebagai sumber energi. Untuk menyediakan karbohidrat bagi mikroorganisme bisa diperoleh dari air cucian beras, nasi bekas/ nasi basi, singkong, kentang, gandum, dedak/ bekatul dll.
  1. Glukosa.
Bahan ini juga sebagai sumber energi bagi mikroorganisme yang bersifat spontan (lebih mudah dimakan mereka). Jadi glukosa yang pertama kali dimakan oleh mikroorganisme, sedangkan karbohidrat merupakan cadangan makanannya. Glukosa bisa didapat dari gula pasir, gula merah, molases, air gula, air kelapa, air nira dll
  1. Sumber Bakteri (mikroorganisme lokal). Bahan yang mengandung banyak mikroorganisme yang bermanfaat bagi tanaman antara lain buah-buahan busuk, sayur-sayuran busuk, keong mas, nasi, rebung bambu, bonggol pisang, urine ternak, pucuk daun labu, tapai singkong dan buah maja. Biasaya dalam MOL tidak hanya mengandung 1 jenis mikroorganisme tetapi beberapa mikroorganisme diantaranya Rhizobium sp, Azospirillium sp, Azotobacter sp, Pseudomonas sp, Bacillus sp dan bakteri pelarut phospat. Bahan inilah yang paling mempengaruhi fungsi MOL bagi pertumbuhan tanaman.

Ketiga bahan tersebut diproses menggunakan fermentasi sederhana untuk menghasilkan MOL. Proses fermentasi sederhana yang perlu dilakukan yaitu dengan mencampur semua bahan tersebut ke dalam wadah yang sudah diberi air dengan perbandingan tertentu, lalu menutupnya dengan rapat. Di bagian tutup ditambahkan selang plastik yang ujungnya diletakkan dalam wadah berisi air. Fungsi selang plastik tersebut adalah untuk mengeluarkan gas yang dihasilkan selama proses fermentasi berjalan, sedangkan air dalam wadah di ujung selang menjaga agar tidak ada kontaminan dari luar yang masuk. Proses fermentasi berlangsung sekitar 1-3 minggu. MOL dikatakan jadi bila larutan mengeluarkan bau alkohol yang tajam. Jika kebalikannya, berbau busuk seperti bau got atau bau bangkai berarti harus di ulang karena tidak jadi. Kegagalan biasanya terjadi karena penutupan kurang rapat.

Penggunaan MOL dapat mengemat biaya budidaya tanaman. Dengan bahan yang ada di sekitar yang biasanya dianggap sebagai limbah atau sampah yang tak bernilai guna, melalui pengolahan sederhana dapat menjadi bahan yang mampu memacu pertumbuhan tanaman, mengoptimalkan penyerapan unsur hara dan meningkatkan hasil panen.
 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcaEf7xdtKoJ5uTKdbZ4EVj4tVFeuCPpzck9VyU2Ge3KOidFvRka7kDmybEsBgnT8qfvEpqYRgfkZlhIo1XpP6uHzR-hTASIlOZ8__WwhyEBTJmvZH0rNJ09AIy2S3TfXiriVvN0JuNR8/s320/mol+bonggol+kecil.jpg

Berikut disajikan beberapa bahan yang telah diolah menjadi MOL beserta kandungan dan manfaatnya untuk tanaman.
1.      MOL rebung bambu
Kandungan  :    C organik, giberellin tinggi, karbohidrat, Azotobacter, dan Azospirillum.
Manfaat        :    untuk pertumbuhan vegetatif tanaman/pertumbuhan awal tanaman.
                    
2.      MOL bonggol pisang
Kandungan  :    giberellin, sitokinin, Azospirillum, Azotobacter, Bacillus, Aeromonas, Aspergillus, mikroba pelarut fosfat dan mikroba selulotik.
Manfaat        :    sebagai dekomposer dan penyubur tanah.

3.      MOL batang pisang
Kandungan  :    unsur P.
Manfaat        :    menambah nutrisi.

4.      MOL daun gamal
Kandungan  :    unsur N tinggi.
Manfaat        :    untuk pertumbuhan daun, fungisida, dan akarisida.

5.      MOL buah – buahan
Kandungan  :    bahan inhibitor.
Manfaat        :    penghambat tunas/anakan, memperpanjang umur simpan buah.

6.      MOL sayur
Kandungan  :    sitokinin, karbohidrat, Pseudomonas, Aspergillus sp, dan Lactobacillus sp.
Manfaat        :    dekomposer bahan organik.

7.      MOL bunga
Kandungan  :    zat inhibitor.
Manfaat        :    menghambat fase vegetatif tanaman, merangsang pembungaan.

8.      MOL urine
Kandungan  :    Azotobacter, Sacharomyces, Azospirillum, mikroba pelarut fosfat, mikroba selulotik, Bacillus, Rhizobium, Pseudomonas, Aspergillus niger, verticillium.
Manfaat        :    kaya unsur N.

9.      MOL nasi
Kandungan  :    Azotobacter.
Manfaat        :    dekomposer bahan organik.

10.  MOL tape
Kandungan  :    karbohidrat dan enzim.
Manfaat        :    untuk pertumbuhan dan dekomposisi di dalam tanah.

11.  MOL buah maja
Kandungan  :    Rhizoctonia, Bacillus sp, Sacharomyces sp, Azospirillum sp,  dan Azotobacter sp.
Manfaat        :    fungisida dan insektisida.
Selain sebagai sumber bakteri, buah maja juga dapat menggantikan gula dan air kelapa sebagai sumber glukosa.

12.  MOL Keong mas
Kandungan  :    protein, Azotobacter,  Azospirillum, mikroba pelarut fosfat, Staphylococcus, dan Pseudomonas.
Manfaat        :    untuk mendegradasi selulosa.


Demikian informasi pembuka tentang MOL. Semoga dengan mempelajarinya dapat menyadarkan kita bahwa Allah SWT telah melengkapi segala ciptaanNYA dengan sedemikian rupa sehingga tidak ada hal yang sia – sia di alam ini. Semua saling mendukung dan melengkapi. Apa yang dianggap tidak bermanfaat bagi kita belum tentu seperti itu. Mungkin hanya karena pengetahuan kita yang masih sangat terbatas.

Disusun Oleh : Zuni Fitriyantini, S.TP.
Penyuluh pertanian di BP3K TERSONO KAB. BATANG
(Sumber : Mikroba, Juru Masak Tanaman, Redaksi Trubus, 2012;sumber gambar : dari berbagai sumber)