Secara
alami kondisi seperti itu dapat dijumpai pada lantai hutan dimana serasah atau
bahan organik terumpuk di bagian permukaan tanah. Bahan organik ini selanjutnya
menjadi bahan pakan (sumber energi) bagi berbagai fauna tanah untuk melakukan
aktifitasnya termasuk membentuk biopori. Pada ekosistem lantai hutan yang baik,
sebagian besar air hujan yang jatuh dipermukaannya akan diresapkan kedalam
tanah.
Ekosistem
demikian dapat ditiru di lokasi lain dengan membuat lubang vertikal kedalam
tanah. Lubang-lubang tersebut selanjutnya diisi bahan organik, seperti
sampah-sampah organik rumah tangga, potongan rumput atau vegetasi lainnya, dan
sejenisnya. Bahan organik ini kelak akan dijadikan sumber energi bagi organisme
di dalam tanah sehinga aktifitas mereka akan meningkat. Dengan meningkatnya
aktifitas mereka maka akan semakin banyak biopori yang terbentuk.
Kesinergisan
antara lubang vertikal yang dibuat dengan biopori yang terbentuk akan
memungkinkan lubang-lubang ini dimanfaatlkan sebagai lubang peresapan air
artifisial yang relatif murah dan ramah lingkungan. Lubang resapan ini
selanjutnya di beri julukan LUBANG RESAPAN BIOPORI atau disingkat sebagai LRB.
Keunggulan
dan manfaat lubang resapan biopori
Lubang
resapan biopori adalah teknologi tepat guna dan ramah lingkungan untuk
mengatasi banjir dengan cara (1) meningkatkan daya resapan air, (2) mengubah
sampah organik menjadi kompos dan mengurangi emisi gas rumah kaca (CO2 dan
metan), dan (3) memanfaatkan peran aktivitas fauna tanah dan akar tanaman, dan (4) mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh genangan air seperti penyakit demam
berdarah dan malaria.
Meningkatkan Daya Resapan Air
Kehadiran
lubang resapan biopori secara langsung akan menambah bidang resapan air,
setidaknya sebesar luas kolom/dinding lubang. Sebagai contoh bila lubang
dibuat dengan diameter 10 cm dan dalam 100 cm maka luas bidang resapan akan
bertambah sebanyak 3140 cm 2 atau hampir 1/3 m 2. Dengan kata lain suatu
permukaan tanah berbentuk lingkaran dengan diamater 10 cm, yang semula
mempunyai bidang resapan 78.5 cm 2 setelah dibuat lubang resapan biopori dengan
kedalaman 100 cm, luas bidang resapannya menjadi 3218 cm 2.
Mengubah Sampah Organik Menjadi Kompos
Lubang resapan
biopori "diaktifkan" dengan memberikan sampah organik kedalamnya.
Sampah ini akan dijadikan sebagai sumber energi bagi organisme tanah untuk
melakukan kegiatannya melalui proses dekomposisi. Sampah yang telah
didekompoisi ini dikenal sebagai kompos. Dengan melalui proses seperti itu
maka lubang resapan biopori selain berfungsi sebagai bidang peresap air juga
sekaligus berfungsi sebagai "pabrik" pembuat kompos. Kompos dapat
dipanen pada setiap periode tertentu dan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik
pada berbagai jenis tanaman. Hal ini tentu sangat menguntungkan bagi rumah tangga. Sampah dapur dan daun kering yang jatuh di pekarangan rumah yang biasanya menimbulkan masalah tinggal dimasukkan ke lubang resapan biopori.
Memanfaatkan Fauna Tanah dan atau Akar Tanaman
Seperti disebutkan di atas. Lubang Resapan Biopori diaktikan oleh organisme tanah, khususnya fauna tanah dan perakaran tanaman. Aktivitas merekalah yang selanjutnya akan menciptakan rongga-rongga atau liang-liang di dalam tanah yang akan dijadikan "saluran" air untuk meresap ke dalam tubuh tanah. Dengan memanfaatkan aktivitas mereka maka rongga-rongga atau liang-liang tersebut akan senantiasa terpelihara dan terjaga keberadaannya sehingga kemampuan peresapannya akan tetap terjaga tanpa campur tangan langsung dari manusia untuk pemeliharaannya. Hal ini tentunya akan sangat menghemat tenaga dan biaya. Kewajiban faktor manusia dalam hal ini adalah memberikan pakan kepada mereka berupa sampah organik pada periode tertentu. Sampah organik yang dimasukkan ke dalam lubang akan menjadi humus dan tubuh biota dalam tanah, tidak cepat diemisikan ke atmosfir sebagai gas rumah kaca; berarti mengurangi pemanasan global dan memelihara kehidupan dalam tanah.
Cara
Membuat Lubang Resapan Biopori
1. Buat lubang silindris secara
vertikal ke dalam tanah dengan diamter 10 cm. Kedalaman kurang lebih 100 cm
atau tidak sampai melampaui muka air tanah bila air tanahnya dangkal. Jarak antar
lubang antara 50 - 100 cm
2. Mulut lubang dapat diperkuat dengan
semen selebar 2 - 3 cm dengan tebal 2 cm di sekeliling mulut lubang.
3. Isi lubang dengan sampah organik
yang berasal dari sampah dapur, sisa tanaman, dedaunan, atau pangkasan rumput
4. Sampah organik perlu selalu
ditambahkan ke dalam lubang yang isinya sudah berkurang dan menyusut akibat
proses pelapukan.
5. Kompos yang terbentuk dalam lubang dapat diambil pada setiap akhir musim kemarau bersamaan dengan pemeliharaan lubang resapan.
Jaga lubang resapan selalu penuh teriisi sampah organik. Jika sampah organik belum/tidak cukup maka disumbatkan dibagian mulutnya. Dengan cara seperti ini maka lubang tidak akan berpotensi terisi oleh material lain seperti tanah atau pasir. Selain itu, jika ada jenis sampah yang berpotensi bau dapat diredam dengan sampah kering yang menyumbat mulut lubang resapan biopori.
Lokasi Pembuatan Lubang Resapan Biopori
1. Dihalaman rumah, perkantoran,
lapangan parkir
2. Di parit / selokan yang berfungsi
hanya untuk aliran pembuangan air hujan saja
3. Dilahan kebun dan areal terbuka
lainnya
Alat Pembuatan Lubang Resapan Biopori
atau
Disusun Oleh :
Zuni Fitriyantini, S.TP.
Penyuluh
pertanian di BP3K TERSONO KAB. BATANG
(dari berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar