MOL, KOKI UNTUK TANAMAN
Revolusi
hijau yang telah dilakukan manusia secara mendunia di bidang pertanian telah
mampu meningkatkan produksi pangan hingga berkali – kali lipat dari sebelumnya.
Lahan yang tadinya hanya bisa ditanami 1 – 2 x per tahun mampu dioptimalkan
hingga bisa 3 atau bahkan 4 x panen dalam satu tahun. Hal tersebut telah
menyihir mata dunia, seakan penggunaan pupuk, pestisida, dan herbisida kimia
merupakan sebuah keniscayaan untuk produksi pangan yang melimpah.
Seiring
dengan berjalannya waktu, penggunaan bahan kimia di bidang pertanian telah
mulai menunjukkan dampak negatif bagi kehidupan manusia, terutama pada
kesuburan tanah. Penggunaan pupuk kimia untuk lahan pertanian setiap tahunnya
mengalami peningkatan secara signifikan, sedangkan hasil panen menunjukkan tren
menurun. Ini menggelitik para ahli dibidang pertanian untuk menyelidiki apa
yang terjadi.
Berbagai
penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa lahan pertanian telah
mengalami penurunan kesuburan. Tekstur tanah mengeras dan tidak bisa menahan
air. Setelah diteliti dengan cermat, ternyata sifat fisik, kimia dan biologi
tanah telah berubah drastis. Untuk memperbaikinya, mereka kembali menengok ke
belakang sebelum revolusi hijau diluncurkan. Disanalah para ahli menemukan
sosok penting dalam menjaga kesuburan tanah, yaitu mikro organisme yang ada di
dalam tanah.
Pendalaman
tentang mikro organisme tanah telah memunculkan teknologi pembuatan mikro
organisme lokal yang sebenarnya dasar pengetahuannya telah ada sejak zaman
dahulu kala. Istilah MOL masih asing bagi sebagian masyarakat. Mereka lebih
mengenal pismol ataupun cimol. Hanya kalangan pecinta tanaman dan praktisi di
bidang pertanian organik saja yang mengenalnya. Apakah Mol itu? Mengapa perlu
untuk diketahui? Mari kita bahas bersama.
MOL
adalah singkatan dari Mikro Organisme Lokal. Disebut sebagai Mikro Organisme
Lokal karena memang apa yang berkembang di dalamnya merupakan mikroorganisme
yang berada di sekitar, bukan impor dari daerah lain. MOL dikembangkan untuk
keperluan pembuatan pupuk organik, baik padat maupun cair.
Pada
dasarnya MOL digunakan untuk mempercepat proses pelapukan bahan organik yang
terjadi di alam. Jadi, fungsi utama MOL adalah sebagai dekomposer. Namun,
karena bahan yang didekomposisi oleh MOL mengandung zat atau unsur hara
tertentu yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman maka MOL juga dapat berfungsi
sebagai pupuk organik, zat perangsang tumbuh, aktivator, maupun inhibitor,
tergantung bahan dasar pembuatannya. MOL mengolah bahan organik yang ada
sehingga dapat dengan mudah dimanfaatkan oleh tanaman untuk pertumbuhan dan
perkembanganya.
Secara garis besar
bahan pembuat MOL terbagi menjadi tiga, yaitu :
- Karbohidrat.
Bahan ini dibutuhkan bakteri/mikroorganisme
sebagai sumber energi. Untuk menyediakan karbohidrat bagi mikroorganisme bisa
diperoleh dari air cucian beras, nasi bekas/ nasi basi, singkong, kentang,
gandum, dedak/ bekatul dll.
- Glukosa.
Bahan ini juga sebagai sumber energi
bagi mikroorganisme yang bersifat spontan (lebih mudah dimakan mereka). Jadi
glukosa yang pertama kali dimakan oleh mikroorganisme, sedangkan karbohidrat
merupakan cadangan makanannya. Glukosa bisa didapat dari gula pasir, gula
merah, molases, air gula, air kelapa, air nira dll
- Sumber Bakteri (mikroorganisme
lokal).
Bahan yang mengandung banyak mikroorganisme yang bermanfaat bagi tanaman
antara lain buah-buahan busuk, sayur-sayuran busuk, keong mas, nasi,
rebung bambu, bonggol pisang, urine ternak, pucuk daun labu, tapai
singkong dan buah maja. Biasaya dalam MOL tidak hanya mengandung 1 jenis
mikroorganisme tetapi beberapa mikroorganisme diantaranya Rhizobium sp, Azospirillium sp,
Azotobacter sp, Pseudomonas sp, Bacillus sp dan bakteri pelarut
phospat. Bahan inilah yang paling mempengaruhi fungsi MOL bagi pertumbuhan
tanaman.
Ketiga bahan tersebut diproses
menggunakan fermentasi sederhana untuk menghasilkan MOL. Proses fermentasi
sederhana yang perlu dilakukan yaitu dengan mencampur semua bahan tersebut ke
dalam wadah yang sudah diberi air dengan perbandingan tertentu, lalu menutupnya
dengan rapat. Di bagian tutup ditambahkan selang plastik yang ujungnya
diletakkan dalam wadah berisi air. Fungsi selang plastik tersebut adalah untuk
mengeluarkan gas yang dihasilkan selama proses fermentasi berjalan, sedangkan
air dalam wadah di ujung selang menjaga agar tidak ada kontaminan dari luar
yang masuk. Proses fermentasi berlangsung sekitar 1-3 minggu. MOL dikatakan
jadi bila larutan mengeluarkan bau alkohol yang tajam. Jika kebalikannya,
berbau busuk seperti bau got atau bau bangkai berarti harus di ulang karena
tidak jadi. Kegagalan biasanya terjadi karena penutupan kurang rapat.
Penggunaan MOL dapat mengemat
biaya budidaya tanaman. Dengan bahan yang ada di sekitar yang biasanya dianggap
sebagai limbah atau sampah yang tak bernilai guna, melalui pengolahan sederhana
dapat menjadi bahan yang mampu memacu pertumbuhan tanaman, mengoptimalkan
penyerapan unsur hara dan meningkatkan hasil panen.
Berikut disajikan
beberapa bahan yang telah diolah menjadi MOL beserta kandungan dan manfaatnya
untuk tanaman.
1. MOL
rebung bambu
Kandungan : C
organik, giberellin tinggi, karbohidrat, Azotobacter,
dan Azospirillum.
Manfaat : untuk
pertumbuhan vegetatif tanaman/pertumbuhan awal tanaman.
2. MOL
bonggol pisang
Kandungan : giberellin,
sitokinin, Azospirillum, Azotobacter, Bacillus, Aeromonas,
Aspergillus, mikroba pelarut fosfat dan mikroba selulotik.
Manfaat : sebagai
dekomposer dan penyubur tanah.
3. MOL
batang pisang
Kandungan : unsur
P.
Manfaat : menambah
nutrisi.
4. MOL
daun gamal
Kandungan : unsur
N tinggi.
Manfaat : untuk
pertumbuhan daun, fungisida, dan akarisida.
5. MOL
buah – buahan
Kandungan : bahan
inhibitor.
Manfaat : penghambat
tunas/anakan, memperpanjang umur simpan buah.
6. MOL
sayur
Kandungan : sitokinin, karbohidrat, Pseudomonas, Aspergillus sp, dan Lactobacillus sp.
Manfaat : dekomposer
bahan organik.
7. MOL
bunga
Kandungan : zat
inhibitor.
Manfaat : menghambat
fase vegetatif tanaman, merangsang pembungaan.
8. MOL
urine
Kandungan : Azotobacter, Sacharomyces, Azospirillum,
mikroba pelarut fosfat, mikroba selulotik, Bacillus,
Rhizobium, Pseudomonas, Aspergillus niger, verticillium.
Manfaat : kaya
unsur N.
9. MOL
nasi
Kandungan : Azotobacter.
Manfaat : dekomposer
bahan organik.
10. MOL
tape
Kandungan : karbohidrat
dan enzim.
Manfaat : untuk
pertumbuhan dan dekomposisi di dalam tanah.
11. MOL
buah maja
Kandungan : Rhizoctonia, Bacillus sp, Sacharomyces sp, Azospirillum sp, dan Azotobacter
sp.
Manfaat : fungisida
dan insektisida.
Selain sebagai sumber
bakteri, buah maja juga dapat menggantikan gula dan air kelapa sebagai sumber
glukosa.
12. MOL
Keong mas
Kandungan : protein,
Azotobacter, Azospirillum,
mikroba pelarut fosfat, Staphylococcus, dan Pseudomonas.
Manfaat : untuk
mendegradasi selulosa.
Demikian informasi
pembuka tentang MOL. Semoga dengan mempelajarinya dapat menyadarkan kita bahwa
Allah SWT telah melengkapi segala ciptaanNYA dengan sedemikian rupa sehingga
tidak ada hal yang sia – sia di alam ini. Semua saling mendukung dan
melengkapi. Apa yang dianggap tidak bermanfaat bagi kita belum tentu seperti
itu. Mungkin hanya karena pengetahuan kita yang masih sangat terbatas.
Disusun
Oleh : Zuni Fitriyantini, S.TP.
Penyuluh
pertanian di BP3K TERSONO KAB. BATANG
(Sumber
: Mikroba, Juru Masak Tanaman, Redaksi Trubus, 2012;sumber gambar : dari berbagai sumber)