Jumat, 21 Juni 2013

BIOPORI, SI KECIL MULTI FUNGSI

Biopori berasal dari dua kata, bio yang berarti hidup dan pori yang berarti lubang. Jadi biopori adalah lubang-lubang di dalam tanah yang terbentuk akibat berbagai akitifitas makhluk hidup di dalamnya, seperti cacing, perakaran tanaman, rayap dan fauna tanah lainya. Lubang-lubang yang terbentuk akan terisi udara, dan akan menjadi tempat berlalunya air di dalam tanah. Bila lubang-lubang seperti ini dapat dibuat dengan jumlah banyak, maka kemampuan dari sebidang tanah untuk meresapkan air akan diharapkan semakin meningkat. Meningkatnya kemampuan tanah dalam meresapkan air akan memperkecil peluang terjadinya aliran air di permukaan tanah. Atau dengan perkataan lain akan dapat mengurangi bahaya banjir yang mungkin terjadi. 

Secara alami kondisi seperti itu dapat dijumpai pada lantai hutan dimana serasah atau bahan organik terumpuk di bagian permukaan tanah. Bahan organik ini selanjutnya menjadi bahan pakan (sumber energi) bagi berbagai fauna tanah untuk melakukan aktifitasnya termasuk membentuk biopori. Pada ekosistem lantai hutan yang baik, sebagian besar air hujan yang jatuh dipermukaannya akan diresapkan kedalam tanah. 

Ekosistem demikian dapat ditiru di lokasi lain dengan membuat lubang vertikal kedalam tanah. Lubang-lubang tersebut selanjutnya diisi bahan organik, seperti sampah-sampah organik rumah tangga, potongan rumput atau vegetasi lainnya, dan sejenisnya. Bahan organik ini kelak akan dijadikan sumber energi bagi organisme di dalam tanah sehinga aktifitas mereka akan meningkat. Dengan meningkatnya aktifitas mereka maka akan semakin banyak biopori yang terbentuk. 

Kesinergisan antara lubang vertikal yang dibuat dengan biopori yang terbentuk akan memungkinkan lubang-lubang ini dimanfaatlkan sebagai lubang peresapan air artifisial yang relatif murah dan ramah lingkungan. Lubang resapan ini selanjutnya di beri julukan LUBANG RESAPAN BIOPORI atau disingkat sebagai LRB.





Keunggulan dan manfaat lubang resapan biopori

Lubang resapan biopori adalah teknologi tepat guna dan ramah lingkungan untuk mengatasi banjir dengan cara (1) meningkatkan daya resapan air, (2) mengubah sampah organik menjadi kompos dan mengurangi emisi gas rumah kaca (CO2 dan metan), dan (3) memanfaatkan peran aktivitas fauna tanah dan akar tanaman, dan (4) mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh genangan air seperti penyakit demam berdarah dan malaria.

Meningkatkan Daya Resapan Air 
Kehadiran lubang resapan biopori secara langsung akan menambah bidang resapan air, setidaknya sebesar luas kolom/dinding lubang. Sebagai contoh bila lubang dibuat dengan diameter 10 cm dan dalam 100 cm maka luas bidang resapan akan bertambah sebanyak 3140 cm 2 atau hampir 1/3 m 2. Dengan kata lain suatu permukaan tanah berbentuk lingkaran dengan diamater 10 cm, yang semula mempunyai bidang resapan 78.5 cm 2 setelah dibuat lubang resapan biopori dengan kedalaman 100 cm, luas bidang resapannya menjadi 3218 cm 2.

Mengubah Sampah Organik Menjadi Kompos
Lubang resapan biopori "diaktifkan" dengan memberikan sampah organik kedalamnya. Sampah ini akan dijadikan sebagai sumber energi bagi organisme tanah untuk melakukan kegiatannya melalui proses dekomposisi. Sampah yang telah didekompoisi ini dikenal sebagai kompos. Dengan melalui proses seperti itu maka lubang resapan biopori selain berfungsi sebagai bidang peresap air juga sekaligus berfungsi sebagai "pabrik" pembuat kompos. Kompos dapat dipanen pada setiap periode tertentu dan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik pada berbagai jenis tanaman. Hal ini tentu sangat menguntungkan bagi rumah tangga. Sampah dapur dan daun kering yang jatuh di pekarangan rumah yang biasanya menimbulkan masalah tinggal dimasukkan ke lubang resapan biopori.


Memanfaatkan Fauna Tanah dan atau Akar Tanaman
Seperti disebutkan di atas. Lubang Resapan Biopori diaktikan oleh organisme tanah, khususnya fauna tanah dan perakaran tanaman. Aktivitas merekalah yang selanjutnya akan menciptakan rongga-rongga atau liang-liang di dalam tanah yang akan dijadikan "saluran" air untuk meresap ke dalam tubuh tanah. Dengan memanfaatkan aktivitas mereka maka rongga-rongga atau liang-liang tersebut akan senantiasa terpelihara dan terjaga keberadaannya sehingga kemampuan peresapannya akan tetap terjaga tanpa campur tangan langsung dari manusia untuk pemeliharaannya. Hal ini tentunya akan sangat menghemat tenaga dan biaya. Kewajiban faktor manusia dalam hal ini adalah memberikan pakan kepada mereka berupa sampah organik pada periode tertentu. Sampah organik yang dimasukkan ke dalam lubang akan menjadi humus dan tubuh biota dalam tanah, tidak cepat diemisikan ke atmosfir sebagai gas rumah kaca; berarti mengurangi pemanasan global dan memelihara kehidupan dalam tanah.


Cara Membuat Lubang Resapan Biopori

1.    Buat lubang silindris secara vertikal ke dalam tanah dengan diamter 10 cm. Kedalaman kurang lebih     100 cm atau tidak sampai melampaui muka air tanah bila air tanahnya dangkal. Jarak antar lubang antara 50 - 100 cm
2.    Mulut lubang dapat diperkuat dengan semen selebar 2 - 3 cm dengan tebal 2 cm di sekeliling mulut lubang.
3.   Isi lubang dengan sampah organik yang berasal dari sampah dapur, sisa tanaman, dedaunan, atau pangkasan rumput
4.     Sampah organik perlu selalu ditambahkan ke dalam lubang yang isinya sudah berkurang dan menyusut akibat proses pelapukan.
5.   Kompos yang terbentuk dalam lubang dapat diambil pada setiap akhir musim kemarau bersamaan dengan pemeliharaan lubang resapan. 


Jaga lubang resapan selalu penuh teriisi sampah organik. Jika sampah organik belum/tidak cukup maka disumbatkan dibagian mulutnya. Dengan cara seperti ini maka lubang tidak akan berpotensi terisi oleh material lain seperti tanah atau pasir. Selain itu, jika ada jenis sampah yang berpotensi bau dapat diredam dengan sampah kering yang menyumbat mulut lubang resapan biopori.

Lokasi Pembuatan Lubang Resapan Biopori
1. Dihalaman rumah, perkantoran, lapangan parkir
2. Di parit / selokan yang berfungsi hanya untuk aliran pembuangan air hujan saja
3. Dilahan kebun dan areal terbuka lainnya


Alat Pembuatan Lubang Resapan Biopori




atau





Disusun Oleh : Zuni Fitriyantini, S.TP.
Penyuluh pertanian di BP3K TERSONO KAB. BATANG
(dari berbagai sumber)

Kamis, 20 Juni 2013

GALERI KERJA KWT DAHLIA

GALERI KERJA KWT DAHLIA
KEBUN KWT DAHLIA SEBELUM PENANAMAN

GALERI KERJA KWT DAHLIA
 TAMAN TOGA KWT DAHLIA SEBELUM PENANAMAN

GALERI KERJA KWT DAHLIA
KEBUN KWT DAHLIA SETELAH PENANAMAN


GALERI KERJA KWT DAHLIA
 TANAMAN TOMAT DI KEBUN KWT DAHLIA

GALERI KERJA KWT DAHLIA
 TANAMAN TERONG DI KEBUN KWT DAHLIA

GALERI KERJA KWT DAHLIA
  TANAMAN MENTIMUN DI KEBUN KWT DAHLIA

GALERI KERJA KWT DAHLIA
 TANAMAN KACANG PANJANG DI KEBUN KWT DAHLIA

GALERI KERJA KWT DAHLIA
 TANAMAN KEMBANG KOL DI KEBUN KWT DAHLIA





Sabtu, 15 Juni 2013

PEMANFAATAN PEKARANGAN ANGGOTA KWT DAHLIA

Salah satu program kegiatan KWT Dahlia adalah Pemanfaatan Pekarangan Rumah. Realisasi dari program tersebut berarti setiap anggota KWT Dahlia harus memanfaatkan pekarangan rumah seoptimal mungkin untuk mendukung ketahanan pangan keluarga. Hal - hal yang dilakukan antara lain menanami pekarangan rumah anggota dengan berbagai macam tanaman sayur dan Tanaman Obat Keluarga (TOGA). 
Beberapa foto pekarangan rumah anggota yang telah ditanami sayuran dan TOGA :

Sayuran di media polibag tersusun rapi di rak bambu kreasi Anggota KWT Dahlia
Kaleng bekas cat pun bisa di jadikan wadah untuk menanam

Bahkan wadah plastikpun bisa di tanami sayuran

Barisan sayuran di polibag tertata rapi di jadikan pembatas pekarangan








Untuk menyelamatkan tanaman sayur dari ayam digunakan karung bekas



Halaman tanpa Tanah pun bisa ditanami sayuran dengan polibag


Emperan toko tak ketinggalan di tanami sayuran