Jumat, 17 Mei 2013

PEMANFAATAN PEKARANGAN


Pekarangan merupakan lahan yang berada di sekitar rumah, baik depan, samping maupun belakang, yang memiliki batasan – batasan yang jelas. Di daerah pedesaan, seperti Desa Pujut, lahan pekarangan masih tersedia meskipun luasnya mulai menyusut karena pertambahan laju jumlah penduduk. Lahan tersebut akan sangat membantu perekonomian rumah tangga bila dimanfaatkan dengan baik.

Pemanfaatan pekarangan merupakan salah satu dari kegiatan utama KWT Dahlia Desa Pujut. Setiap anggota KWT Dahlia diwajibkan untuk memanfaatkan pekarangan mereka dengan menanami sayuran, tanaman buah dan toga (Tanaman Obat Keluarga). Beberapa prasyarat yang harus dipenuhi dalam berbudidaya sayuran di pekarangan di antaranya adalah harus memiliki nilai estetika atau keindahan sehingga selain dapat dimakan juga dapat mempercantik halaman rumah. Strategi yang dapat dilakukan, di antaranya melalui pengaturan jenis, bentuk, dan warna tanaman. Selain itu, model yang digunakan sebaiknya bersifat mudah untuk dipindahkan. Hal ini diperlukan guna mengantisipasi pemanfaatan dan penataan pekarangan. Model budidaya yang dapat memenuhi kriteria demikian adalah model budidaya secara vertikal atau vertikultur dan budidaya dalam pot, terutama untuk rumah dengan pekarangan sempit. Sedangkan untuk rumah dengan pekarangan luas lebih baik ditanam langsung di tanah dengan perencanaan yang matang.

Pekarangan berdasarkan luasnya dibagi menjadi :

1.    Pekarangan sempit, luasnya < 120 m2

2.    Pekarangan sedang, luasnya antara 120 – 400 m2

3.    Pekarangan besar,  luasnya antara 400 – 1000 m2

4.    Pekarangan sangat besar, luasnya > 1000 m2

 
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemanfaatan pekarangan yaitu :

1.      Pemilihan lokasi penanaman

Lokasi penanaman di pekarangan di pilih yang terkena sinar matahari lebih lama karena sebagian besar tanaman sayur dan buah memerlukan sinar matahari yang cukup untuk dapat tumbuh dengan baik. Lokasi penanaman pun disesuaikan dengan kemudahan akses untuk memperoleh air.

 
     2.      Pengolahan lahan pekarangan

Sebelum ditanami, lahan pekarangan perlu diolah dengan baik. Fungsi dari pengolahan lahan adalah untuk menggemburkan tanah dan memasukkan udara ke dalam tanah. Pupuk organik berupa pupuk kandang atau pupuk kompos ditambahkan pada waktu pengolahan tanah untuk menambah unsur hara yang dibutuhkan dalam pertumbuhan tanaman. Setah diolah, lahan didiamkan minimmal seminggu agar proses pencampuran pupuk dan tanah memberi efek lebih sempurna. Semakin lama waktu pendiaman sebelum penanaman bibit semakin baik.

 
3.      Pemilihan tanaman yang tepat

Tanaman yang dipilih untuk pekarangan disesuaikan dengan luas lahan pekarangan. Jenis tanaman pangan, sayur, buah, dan toga sebisa mungkin ada di pekarangan untuk mendukung ketahanan pangan keluarga.

4.      Penentuan metode penanaman

Metode penanaman berhubungan erat dengan luas lahan pekarangan. Apabila pekarangan termasuk kategori sempit maka metode yang diterapkan adalah vertikultur dan penanaman dalam pot. Tanaman buah pun ditanam dalam pot atau yang biasa dikenal dengan tabulampot. Namun bila pekarangan tergolong kategori sedang, luas atau besar, variasi metode penanaman dapat diterapkan. Mulai dari penanaman di lahan langsung, vertikultur, maupun dalam pot atau polibag.
 
5.      Penataan letak tanaman yang menarik

Selain hasilnya, pemanfaatan pekarangan juga ditujukan untuk memperindah halaman rumah. Tanaman yang ada ditata sedemikian rupa sehingga terlihat menarik dan indah dipandang.

Pemanfaatan pekarangan akan memberi manfaat yang banyak, baik untuk keluarga maupun lingkungan. Beberapa manfaat dari pemanfaatan pekarangan antara lain :

1.      Tercukupinya kebutuhan sayuran dan buah untuk keluarga

Dengan pemanfaatan pekarangan, sayuran dan buah-buahan untuk keluarga tersedia setiap saat, cukup memetik di pekarangan sendiri. Sudah tidak perlu lagi pergi ke warung atau pasar untuk membeli sayuran.
 

2.      Peningkatan asupan gizi keluarga

Dengan pemanfaatan pekarangan, asupan gizi keluarga dapat meningkat. Sayuran dan buah – buahan yang dikonsumsi keluarga selalu segar sehingga gizinya lebih banyak. Dengan budidaya organik menjadikan sayur dan buah yang dikonsumsi lebih aman untuk kesehatan keluarga.

 

3.      Penghematan pengeluaran rumah tangga
 

Dengan pemanfaatan pekarangan, sayuran dan buah-buahan untuk keluarga tidak perlu beli sehingga menghemat pengeluaran rumah tangga. Bahkan bila hasilnya melimpah, sayur dan buah yang dipanen sebagian bisa dijual sehingga mendapatkan penghasilan tambahan untuk keluarga.

 

4.      Pengelolaan sampah yang lebih baik

Sampah organik yang dihasilkan oleh rumah tangga diolah menjadi pupuk organik. Sedangkan sampah anorganik yang berupa wadah, baik dari plastik, kaleng maupun kaca bisa dimodifikasi untuk digunakan menjadi tempat media tanaman sayuran yang artistik.

 

5.      Terciptanya lingkungan pekarangan yang asri dan indah

Dengan pemanfaatan pekarangan, lingkungan rumah menjadi asri. Keindahan pekarangan rumah dapat tercipta dengan pemilihan dan penataan tanaman yang tepat.

 


6.      Peningkatan kualitas lingkungan sekitar, baik dari air, tanah, maupun udara.

Dengan pemanfaatan pekarangan, lingkungan disekitar rumah menjadi lebih segar. Tanaman yang ada di pekarangan memproduksi oksigen dan menyerap karbon dioksida sehingga udara menjadi lebih segar dan bersih. Air hujan pun diserap oleh tanaman, tidak langsung hilang begitu saja. Hal tersebut memperbaiki kualitas air tanah yang ada di sekitar pekarangan. Tanah di sekitar pekarangan pun mengalami perbaikan kualitas karena diolah dengan menambahkan pupuk organik untuk budidaya tanaman sayur dan buah.

Hal yang paling berat dalam pemanfaatan pekarangan adalah pemeliharaan tanaman. Semua orang bisa dengan mudah menanam sayur dan buah di pekarangan, namun membutuhkan komitmen yang kuat untuk merawat tanaman tersebut. Perawatan yang diperlukan antara lain penyiraman, pemupukan, pembersihan gulma, dan pengendalian hama penyakit.

Dengan dijabarkannya manfaat pemanfaatan pekarangan diharapkan anggota KWT semakin bersemangat untuk memanfaatkan sejengkal tanah yang ada di perkarangan mereka masing – masing. Hal tersebut akan mendukung ketahanan pangan keluarga yang berkontribusi dalam terciptanya ketahanan pangan nasional.

Disusun Oleh : Zuni Fitriyantini, S.TP.

Penyuluh pertanian di BP3K TERSONO KAB. BATANG

(dari berbagai sumber)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar