Jumat, 21 Februari 2014

PESTISIDA NABATI



PESTISIDA NABATI
 
 

Penggunaan pestisda kimia sangat tidak dianjurkan dalam budidaya sayuran di pekarangan rumah. Karena letak lahannya yang berada di sekitar rumah, dampak negatif dari pestisida kimia akan sangat terasa. Oleh karena itu, untuk pemanfaatan pekarangan pestisida yang direkomendasikan adalah pestisida organik atau pestisida nabati.

Pestisida nabati adalah suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan. Jenis pestisida ini termasuk dalam pestisida organik yang mudah terurai (biodegradable) di alam, sehingga tidak mencemarkan lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan ternak karena residunya akan terurai dan mudah hilang.

Pestisida nabati dapat membunuh atau mengganggu serangan hama dan penyakit melalui cara kerja yang unik, dapat melalui perpaduan berbagai cara atau secara tunggal. Cara kerja pestisida nabati sangat spesifik, yaitu :

·       merusak perkembangan telur, larva dan pupa.
·       menghambat pergantian kulit.
·       mengganggu komunikasi serangga.
·       menyebabkan serangga menolak makan.
·       menghambat reproduksi serangga betina.
·       mengurangi nafsu makan.
·       memblokir kemampuan makan serangga.
·       mengusir serangga.
·       Menghambat perkembangan patogen penyakit.


Pestisida nabati mempunyai beberapa keunggulan dan kelemahan. Keunggulan pestisida nabati adalah :
·       murah dan mudah dibuat sendiri oleh petani.
·       relatif aman terhadap lingkungan.
·       tidak menyebabkan keracunan pada tanaman.
·       sulit menimbulkan kekebalan terhadap hama.
·       kompatibel digabung dengan cara pengendalian yang lain.
·       menghasilkan produk pertanian yang sehat karena bebas residu pestisida kimia.

Sementara, kelemahannya adalah :
·       daya kerjanya relatif lambat.
·       tidak membunuh sasaran secara langsung.
·       tidak tahan terhadap sinar matahari.
·       kurang praktis.
·       tidak tahan disimpan.
·       kadang-kadang harus diaplikasikan / disemprotkan berulang-ulang.

Pestisida nabati dapat diaplikasikan dengan menggunakan alat semprot (sprayer) gendong seperti pestisida kimia pada umumnya. Namun, apabila tidak dijumpai alat semprot, aplikasi pestisida nabati dapat dilakukan dengan bantuan kuas penyapu (pengecat) dinding atau merang yang diikat. Caranya, alat tersebut dicelupkan ke dalam ember yang berisi larutan pestisida nabati, kemudian dikibas-kibaskan pada tanaman.

Supaya penyemprotan pestisida nabati memberikan hasil yang baik, butiran semprot harus diarahkan ke bagian tanaman dimana sasaran berada. Apabila sudah tersedia ambang kendali hama, penyemprotan pestisida nabati sebaiknya berdasarkan ambang kendali. Untuk menentukan ambang kendali, perlu dilakukan pengamatan hama seteliti mungkin. Pengamatan yang tidak teliti dapat mengakibatkan hama sudah terlanjur besar pada pengamatan berikutnya dan akhirnya sulit dilakukan pengendalian.

Contoh bahan di sekitar kita yang dapat digunakan sebagai pestisida nabati :

Tembakau (Nicotium tabacum)
Tembakau diambil batang atau daunnya untuk digunakan sebagai bahan pestisida alami.  Caranya rendam batang atau daun tembakau selama 3 - 4 hari, atau bisa juga dengan direbus selama 15 menit.  Kemudian biarkan dingin lalu saring.  Air hasil saringan ini bisa digunakan untuk mengusir berbagai jenis hama tanaman.

Tuba, Jenu (Derriseleptica)
Bahan yang digunakan bisa dari akar dan kulit kayu. Caranya dengan menumbuk bahan tersebut sampai betul-betul hancur. Kemudian campur dengan air untuk dibuat ekstrak.  Campur setiap 6 (enam) sendok makan ekstrak tersebut dengan 3 liter air.  Campuran ini bisa digunakan untuk mengendalikan berbagai jenis hama tanaman.

Temu-temuan (Temu Hitam, Kencur, Kunyit)
Bahan diambil dari rimpangnya, yang kemudian ditumbuk halus dengan dicampur urine (air kencing) sapi. Campuran ini diencerkan dengan air dengan perbandingan 1 : 2 - 6 liter.  Gunakan untuk mengendalikan berbagai jenis serangga penyerang tanaman.

Kucai (Allium schonaoresum)
Kalau menggunakan kucai, cara meramunya adalah dengan menyeduhnya, yang kemudian didinginkan. Kemudian saring. Air saringannya ini mampu untuk memberantas hama yang biasanya menyerang tanaman mentimun.

Bawang Putih (Allium sativum)
Bawang putih secara alami akan menolak banyak serangga. Tanamlah di sekitar pohon buah dan lahan sayuran untuk membantu mengurangi masalah-masalah serangga.
Bawang putih, begitu juga dengan bawang bombai dan cabai, digiling, tambahkan air sedikit, dan kemudian diamkan sekitar 1 jam. Lalu berikan 1 sendok makan deterjen, aduk sampai rata, dan kemudian ditutup.  Simpan di tempat yang dingin selama 7 - 10 hari.  Bila ingin menggunakannya, campur ekstrak tersebut dengan air.  Campuran ini berguna untuk membasmi berbagai hama tanaman, khususnya hortikultura.

Abu Kayu
Abu sisa bakaran kayu ditaburkan di sekeliling perakaran tanaman bawang bombay, kol atau lobak dengan tujuan untuk mengendalikan root maggot.  Abu kayu ini bisa juga untuk mengendalikan serangan siput dan ulat grayak.  Caranya, taburkan di sekeliling parit tanaman.

Kembang Kenikir (Tagetes spp)
Ambil daunnya 2 genggam, kemudian campur dengan 3 siung bawang putih, 2 cabai kecil dan 3 bawang bombay.  Dari ketiga bahan tersebut dimasak dengan air lalu didinginkan.  Kemudian tambahkan 4 - 5 bagian air, aduk kemudian saring.  Air saringan tersebut dapat digunakan untuk membasmi berbagai hama tanaman.

Cabai Merah (Capsium annum)
Cara pembuatannya dengan mengeringkan cabai yang basah dulu. Kemudian giling sampai menjadi tepung.  Tepung cabai tersebut kalau dicampur dengan air dapat digunakan untuk membasmi hama tanaman.

Kemangi (Ocimum sanetu)
Cara pembuatannya: kumpulkan daun kemangi segar, kemudian keringkan. Setelah kering, baru direbus sampai mendidih, lalu didinginkan dan disaring. Hasil saringan ini bisa digunakan sebagai pestisida alami.

Tembelekan (Lantara camara)
daun dan cabang tembelekan dikeringkan lalu dibakar. Abunya dicampur air dan dipercikkan ke tanaman yang terserang hama, baik yang berupa kumbang maupun pengerek daun.

Tomat (Lycopersicum eskulentum)
Daun tomat bagus sebagai insektisida dan fungisida alami. Dapat digunakan untuk membasmi kutu daun, ulat bulu, telur serangga, belalang, ngengat, lalat putih, jamur, dan bakteri pembusuk.
Rebus batang dan daun tomat dampai mendidih. Kemudian biarkan dingin lalu saring.  Air dari saringan ini bisa digunakan untuk mengendalikan berbagai hama tanaman.

Gamal (Gliricidia sepium)
Daun dan batang gamal ditumbuk, beri sedikit air lalu ambil ekstraknya. Ekstrak daun segar ini dan batang gamal ini dapat digunakan untuk mengendalikan berbagai jenis hama tanaman, khususnya jenis serangga.

Daun Pepaya (Carica papaya)
  • Ambil daun papaya sebanyak kurang lebih 1 (satu) kilogram, atau kira-kira sekitar 1 (satu) kantong plastik kresek besar. Lalu dilumatkan (bisa diblender) dan dicampurkan dalam 1 (satu) liter air, kemudian dibiarkan selama kurang lebih 1 (satu) jam. Langkah berikutnya disaring, lalu ke dalam cairan daun papaya hasil saringan ditambahkan lagi 4 (empat) liter air dan 1 (satu) sendok besar sabun.
  • Ampas lumatan daun papaya bisa dimasukkan ke dalam komposter untuk tambahan bahan kompos. Cairan air papaya dan sabun sudah dapat digunakan sebagai pestisida alami.
  • Semprotkan cairan ini pada hama-hama yang mengganggu tanaman kita. Semprotan pestisida air papaya dan sabun ini dapat membasmi aphid (kutu daun), rayap, hama-hama ukuran kecil lainnya, termasuk ulat bulu.

Daun Sirsak (Annona muricata L.)
Daun sirsak mengandung bahan aktif annonain dan resin yang efektif mengendalikan hama trips. Jika ditambah dengan daun tembakau akan efektif mengendalikan hama belalang dan ulat.  Cara pembuatan pestisida dari daun sirsak yaitu dengan menumbuk daun sirsak sebanyak 100 lembar hingga halus kemudian merendamnya dalam 5 liter air dan ditambahkan 15 gram detergen. Campuran tersebut kemudian direndam selama 1 malam. Hasil dari rendaman lalau disaring dengan kain halus. Untuk penggunaan, encerkan setiap 1 liter larutan dengan 10 liter air.

Demikian sedikit pembahasan tentang pestisida nabati. Semoga bisa membuka wawasan kita bersama tentang cara bertani yang lebih ramah lingkungan, terutama untuk pemanfaatan lahan pekarangan.

Disusun Oleh : Zuni Fitriyantini, S.TP.
Penyuluh pertanian di BP3K TERSONO KAB. BATANG
(Dari berbagai sumber)