Jumat, 23 Agustus 2013

PENYEMAIAN TANAMAN SAYURAN


Setelah memiliki benih, untuk menanam sayuran diperlukan proses penyemaian benih hingga tumbuh menjadi bibit. Dalam kehidupan sehari – hari banyak orang yang menganggap biji, benih dan bibit sebagai hal yang sama, padahal ketiganya berbeda. Biji didefinisikan sebagai salah satu bagian dari tanaman yang berfungsi untuk perbanyakan dan penyebaran tanaman secara alami, dalam rangka menjamin keberadaan tanaman tersebut di muka bumi ini. Sedangkan benih adalah biji tanaman yang telah mengalami perlakuan sehingga dapat dijadikan sebagai sarana dalam perbanyakan tanaman. Sementara bibit adalah benih yang telah disemai dan berkecambah menjadi tanaman muda yang siap ditanam di lahan.

 
Sebelum mengalami proses penyemaian yang perlu diperhatikan adalah kondisi benih dalam keadaan sehat, karena dapat mempengaruhi pertumbuhan bibit dan produksi di lapangan. Hal yang sering terlupakan dengan kualitas/kesehatan benih adalah wadah benih.Wadah benih yang dimaksud adalah wadah benih yang tidak menimbulkan bakteri/jamur pada benih seperti kondisi tempat yang lembab, tempat bekas benih yang berpenyakit, tempat tanpa tutup / berudara dan lain sebagainya. Jadi pastikan tempat benih itu steril bebas dari kuman dan penyakit.

 

1. Pengecekan benih

Pada saat benih akan disemai perlu dilakukan pengecekan, kegiatan yang perlu dilakukan antara lain :

a) Kualitas benih (warna benih kelihatan tampak cerah, tidak berjamur, kering/tidak lembab, tidak berkutu atau bolong karena kutu dll).

b) Jumlah benih sesuai dengan yang dibutuhkan.

c) Varietas benih sesuai dengan tanaman yang mau disemai.

 

2. Teknik penyemaian

Penyemaian dapat dilakukan dengan cara:

a.       Semai alur,

benih terlebih dahulu direndam setelah itu ditiriskan sampai kering baru kemudian benih ditebar menurut alur pada sebuah kotak kecil


 
b.      Disemai di polibag kecil, plastik kecil atau pot tray,

benih disemai dua buah untuk tiap polibag kecil atau pot tray, sebagai cadangan kalo benih yang satu tidak tumbuh menjadi bibit. Bila keduanya tumbuh, cabut bibit yang pertumbuhannya kurang baik pertahankan yang paling baik.
 
 
 

c.       Ditebar di lahan,

benih langsung ditebar di atas bedengan.

 

3. Semai (Penyemaian)

 Dalam hal semai dan penyemaian yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :

A. Media Semai



1)   Bahan untuk media

- Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan media terdiri dari :

  a). Tanah

       Tanah yang digunakan yaitu tanah yang kaya akan kandungan unsur hara baik unsur hara makro maupun unsur hara mikro supaya pada awal pertumbuhannya bibit dapat berkembang secara normal. Karena 60% keberhasilan di lapangan tergantung pada kondisi bibit. Tekstur tanah yang remah/halus akan mempermudah pertumbuhan akar.

b). Kompos/pupuk kandang

        kompos/pupuk kandang ditambahkan untuk mensuplai unsur hara makro dan mikro ke dalam media semai.

c). Arang sekam/pasir/serbuk gergaji

        Arang sekam/pasir/serbuk gergaji ditambahkan ke dalam media semai untuk meningkatkan aerasi udara dan porositas tanah.

 
2)    Cara Pembuatan media

Pada umumnya media yang digunakan untuk persemaian/bibit harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: gembur, remah dan subur. Kondisi ini sangat jauh berbeda dengan media yang digunakan untuk tanaman di lapangan. Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan maka yang perlu dilakukan antara lain :

-  Pengecekan bahan seperti tanah, kompos dan pupuk yang siap digunakan.

- Penakaran komposisi/perbandingan dalam pembuatan, sebelum dilakukan pengadukan.

- Tempat pembuatan media semai kondisinya mudah dilakukan pengadukan dan aman dari kelembaban seperti kena air hujan.

Prosedur pembuatan media :

- Siapkan alat dan bahan seperti cangkul, ayakan, tanah dan kompos/pupuk kandang.

- Komposisi/perbandingan yang dipakai yaitu 1 :1 : 1 (Tanah : Kompos / pupuk kandang : arang sekam).

- Pengadukan. Tips supaya pengadukan bisa merata yaitu tanah diletakkan di bagian bawah terlebih dahulu, lalu kompos/pupuk kandang kemudian baru arang sekam, jika tersedia.

- Setelah diaduk dilakukan pengayakan, pisahkan beberapa bahan yang kasar.

- Setelah diayak kemudian baru didiamkan selama minimal 2 mingggu, semakin lama semakin baik. Proses ini dimaksudkan supaya bahan-bahan yang belum sempat terfermentasi punya kesempatan untuk melakukan fermentasi dan untuk menghidupkan bakteri yang menguntungkan dalam tanah.

3)   Perlakuan Pada Media

a. Pada musim hujan

- Tingkat kelembaban media jangan terlalu tinggi (cari tempat yang tidak terkena air pada musim hujan)

- Lamanya pendiaman media diusahakan minimal 4 minggu, lebih lama lebih baik karena pada musim hujan kondisi cuaca sangat labil.

- Kalau terlalu banyak penyakit (Phytium sp, Fusarium sp dll) media harus disangrai (suhu normal sangrai kurang dari 50° C)

b. Pada musim kemarau

- Tingkat kelembaban harus dijaga jangan terlalu rendah/kering, yaitu dengan :

 (1) Media harus banyak menggunakan campuran kompos.

 (2) Penyiraman pada media jauh lebih baik daripada di atas permukaan daun.

 
B. Perlakuan Pada Benih

Benih sebelum disemai sebaiknya dilakukan perendaman terlebih dahulu. Setiap jenis benih tanaman lama waktu perendamannya bervariasi. Hal ini tergantung dari tebal/tipisnya kulit benih. Seperti misalnya untuk jenis jagung manis, timun jepang/lokal, kangkung darat direndam selama 5 jam. Sedangkan untuk benih brokoli, petsay, pakchoy hijau, pakchoy putih, cabe rawit, terong, dll memerlukan perendaman selama 3 jam.

 

C. Tempat Persemaian

Tempat persemaian harus terlindung dari air hujan dan sinar matahari langsung. Akan tetapi persemaian tidak bisa dilakukan di tempat gelap karena bibit tanaman akan mengalami etiolasi yang menyebabkan pertumbuhan ke atas  sehingga batang tanaman lemah.

Buatlah naungan di atas media semai namun sinar matahari masih dapat masuk secara tidak langsung. Bahan naungan bisa dari daun kelapa, paranet, ataupun plastik UV.

Tempat persemaian juga harus memiliki akses mudah ke air untuk proses penyiraman.

 

4. Perawatan tanaman dalam persemaian

Perawatan bibit dalam persemaian meliputi :

·      Pengontrolan, baik terhadap kelembaban maupun terhadap serangan hama atau penyakit.

·      Penyiraman, untuk menjaga kelembapan media.

·      Penyiangan bibit dari gulma, untuk menghindari persaingan tanaman.

5. Penanaman Bibit

Bibit siap ditanam di lahan apabila telah berdaun 3 – 4 helai. Usahakan jangan sampai terlambat untuk memindahkan bibit ke lahan agar pertumbuhan tanaman tidak terganggu. Pada waktu pemindahan bibit ke lahan, jagalah agar akar bibit tidak rusak sehingga mengurangi stres tanaman dan memperpendek tahap stagnasi / berhenti tumbuh.

 


Demikianlah cara menyemai tanaman sayuran untuk memenuhi kebutuhan bibit sayuran bagi ibu – ibu  anggota KWT. Semoga dapat mendukung kegiatan pemanfaatan pekarangan yang telah dilakukan ibu – ibu anggota KWT Dahlia.

 

Disusun Oleh : Zuni Fitriyantini, S.TP.

Penyuluh pertanian di BP3K TERSONO KAB. BATANG

(Sumber : Pertanian Alami, Konsorsium YABI-WCS-YAPEKA, 2013)