Setelah memiliki benih, untuk menanam sayuran diperlukan
proses penyemaian benih hingga tumbuh menjadi bibit. Dalam kehidupan sehari –
hari banyak orang yang menganggap biji, benih dan bibit sebagai hal yang sama,
padahal ketiganya berbeda. Biji didefinisikan sebagai salah satu bagian dari
tanaman yang berfungsi untuk perbanyakan dan penyebaran tanaman secara alami,
dalam rangka menjamin keberadaan tanaman tersebut di muka bumi ini. Sedangkan
benih adalah biji tanaman yang telah mengalami perlakuan sehingga dapat
dijadikan sebagai sarana dalam perbanyakan tanaman. Sementara bibit adalah
benih yang telah disemai dan berkecambah menjadi tanaman muda yang siap ditanam
di lahan.
Sebelum mengalami proses penyemaian yang perlu diperhatikan
adalah kondisi benih dalam keadaan sehat, karena dapat mempengaruhi pertumbuhan
bibit dan produksi di lapangan. Hal yang sering terlupakan dengan
kualitas/kesehatan benih adalah wadah benih.Wadah benih yang dimaksud
adalah wadah benih yang tidak menimbulkan bakteri/jamur pada benih seperti
kondisi tempat yang lembab, tempat bekas benih yang berpenyakit, tempat tanpa
tutup / berudara dan lain sebagainya. Jadi pastikan tempat benih itu steril
bebas dari kuman dan penyakit.
1. Pengecekan benih
Pada saat benih akan
disemai perlu dilakukan pengecekan, kegiatan yang perlu dilakukan antara lain :
a) Kualitas
benih (warna benih kelihatan tampak cerah, tidak berjamur, kering/tidak lembab,
tidak berkutu atau bolong karena kutu dll).
b) Jumlah benih
sesuai dengan yang dibutuhkan.
c) Varietas benih
sesuai dengan tanaman yang mau disemai.
2. Teknik penyemaian
Penyemaian dapat
dilakukan dengan cara:
a.
Semai alur,
benih terlebih
dahulu direndam setelah itu ditiriskan sampai kering baru kemudian benih
ditebar menurut alur pada sebuah kotak kecil
b.
Disemai di polibag kecil, plastik kecil atau pot tray,
benih disemai
dua buah untuk tiap polibag kecil atau pot
tray, sebagai cadangan kalo benih yang satu tidak tumbuh menjadi bibit.
Bila keduanya tumbuh, cabut bibit yang pertumbuhannya kurang baik pertahankan
yang paling baik.
c.
Ditebar di lahan,
benih langsung
ditebar di atas bedengan.
3. Semai (Penyemaian)
A. Media Semai
1)
Bahan untuk media
- Bahan-bahan yang
digunakan untuk pembuatan media terdiri dari :
a). Tanah
Tanah yang
digunakan yaitu tanah yang kaya akan kandungan unsur hara baik unsur hara makro
maupun unsur hara mikro supaya pada awal pertumbuhannya bibit dapat berkembang
secara normal. Karena 60% keberhasilan di lapangan tergantung pada kondisi
bibit. Tekstur tanah yang remah/halus akan mempermudah pertumbuhan akar.
b). Kompos/pupuk
kandang
kompos/pupuk kandang ditambahkan untuk
mensuplai unsur hara makro dan mikro ke dalam media semai.
c). Arang
sekam/pasir/serbuk gergaji
Arang sekam/pasir/serbuk gergaji ditambahkan ke
dalam media semai untuk meningkatkan aerasi udara dan porositas tanah.
2)
Cara Pembuatan media
Pada umumnya
media yang digunakan untuk persemaian/bibit harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut: gembur, remah dan subur. Kondisi ini sangat jauh berbeda
dengan media yang digunakan untuk tanaman di lapangan. Untuk mendapatkan hasil
yang diinginkan maka yang perlu dilakukan antara lain :
- Pengecekan bahan
seperti tanah, kompos dan pupuk yang siap digunakan.
- Penakaran komposisi/perbandingan
dalam pembuatan, sebelum dilakukan pengadukan.
-
Tempat
pembuatan media semai kondisinya mudah dilakukan pengadukan dan aman dari
kelembaban seperti kena air hujan.
Prosedur
pembuatan media :
- Siapkan alat dan
bahan seperti cangkul, ayakan, tanah dan kompos/pupuk kandang.
- Komposisi/perbandingan
yang dipakai yaitu 1 :1 : 1 (Tanah : Kompos / pupuk kandang : arang sekam).
- Pengadukan. Tips
supaya pengadukan bisa merata yaitu tanah diletakkan di bagian bawah terlebih
dahulu, lalu kompos/pupuk kandang kemudian baru arang sekam, jika tersedia.
- Setelah diaduk
dilakukan pengayakan, pisahkan beberapa bahan yang kasar.
-
Setelah
diayak kemudian baru didiamkan selama minimal 2 mingggu, semakin lama semakin
baik. Proses ini dimaksudkan supaya bahan-bahan yang belum sempat terfermentasi
punya kesempatan untuk melakukan fermentasi dan untuk menghidupkan bakteri yang
menguntungkan dalam tanah.
3)
Perlakuan Pada Media
a. Pada musim
hujan
-
Tingkat kelembaban media jangan terlalu tinggi (cari tempat yang tidak terkena
air pada musim hujan)
-
Lamanya pendiaman media diusahakan minimal 4 minggu, lebih lama lebih baik karena
pada musim hujan kondisi cuaca sangat labil.
-
Kalau terlalu banyak penyakit (Phytium sp, Fusarium sp dll) media harus disangrai
(suhu normal sangrai kurang dari 50° C)
b. Pada musim kemarau
- Tingkat
kelembaban harus dijaga jangan terlalu rendah/kering, yaitu dengan :
(1) Media harus banyak menggunakan campuran
kompos.
(2) Penyiraman pada media jauh lebih baik
daripada di atas permukaan daun.
B. Perlakuan Pada Benih
Benih sebelum
disemai sebaiknya dilakukan perendaman terlebih dahulu. Setiap jenis benih
tanaman lama waktu perendamannya bervariasi. Hal ini tergantung dari
tebal/tipisnya kulit benih. Seperti misalnya untuk jenis jagung manis, timun
jepang/lokal, kangkung darat direndam selama 5 jam. Sedangkan untuk benih
brokoli, petsay, pakchoy hijau, pakchoy putih, cabe rawit, terong, dll
memerlukan perendaman selama 3 jam.
C. Tempat Persemaian
Tempat
persemaian harus terlindung dari air hujan dan sinar matahari langsung. Akan
tetapi persemaian tidak bisa dilakukan di tempat gelap karena bibit tanaman
akan mengalami etiolasi yang menyebabkan pertumbuhan ke atas sehingga batang tanaman lemah.
Buatlah naungan
di atas media semai namun sinar matahari masih dapat masuk secara tidak
langsung. Bahan naungan bisa dari daun kelapa, paranet, ataupun plastik UV.
Tempat
persemaian juga harus memiliki akses mudah ke air untuk proses penyiraman.
4. Perawatan tanaman dalam persemaian
Perawatan bibit
dalam persemaian meliputi :
·
Pengontrolan, baik terhadap kelembaban maupun terhadap serangan
hama atau penyakit.
·
Penyiraman, untuk menjaga kelembapan media.
·
Penyiangan bibit dari gulma, untuk menghindari persaingan
tanaman.
5. Penanaman
Bibit
Bibit
siap ditanam di lahan apabila telah berdaun 3 – 4 helai. Usahakan jangan sampai
terlambat untuk memindahkan bibit ke lahan agar pertumbuhan tanaman tidak
terganggu. Pada waktu pemindahan bibit ke lahan, jagalah agar akar bibit tidak
rusak sehingga mengurangi stres tanaman dan memperpendek tahap stagnasi /
berhenti tumbuh.
Demikianlah
cara menyemai tanaman sayuran untuk memenuhi kebutuhan bibit sayuran bagi ibu –
ibu anggota KWT. Semoga dapat mendukung
kegiatan pemanfaatan pekarangan yang telah dilakukan ibu – ibu anggota KWT
Dahlia.
Disusun Oleh :
Zuni Fitriyantini, S.TP.
Penyuluh
pertanian di BP3K TERSONO KAB. BATANG
(Sumber
: Pertanian Alami, Konsorsium YABI-WCS-YAPEKA, 2013)